Rabu, 06 Februari 2008

Dhuafa Keren yang Siap Berprestasi

Kawah Candradimuka itu Bernama Asrama

Salah satu yang membedakan program Beastudi Etos dibanding beasiswa yang lain adalah format pembinaannya. Pembinaan diarahkan untuk memenuhi semua kebutuhan yang mendasar bagi seorang mahasiswa. Dari sisi materi, Beastudi Etos bukan yang terbesar. Masih banyak beasiswa lain yang lebih besar nominal yang diberikan. Akan tetapi Beastudi Etos memberikan sebuah lingkungan yang tidak dimiliki oleh semua program beasiswa. Sebuah suasana yang menghimpun Etoser menjadi satu komunitas yang unik. Setiap Etoser merasakan pengaruh positif dari komunitas tersebut. Para Etoser secara alami ditempatkan pada sebuah dinamika kompetisi yang sehat. Mereka tanpa disadari membangun karakternya untuk dapat bersaing. Suasana yang terbentuk itulah produk dari rekayasa sistem pembinaan yang dijalankan.

Biasanya, Etoser muda akan datang dengan karakter yang jamak dijumpai di seluruh daerah program Beastudi Etos. Rasa percaya diri yang rendah, minder, takut salah, tingkat stress yang relatif tinggi, dan relatif tertutup, adalah karakter yang terlihat. Karakter tersebut merata di kalangan Etoser baru. Latar belakang keluarga, status sosial ekonomi, dan kegamangan di tempat baru yang jauh dari tanah kelahiran menjadi penyebab utamanya.

Suasana seperti itulah yang dihadapi oleh program Beastudi Etos. Pembinaan dirancang untuk mempercepat proses adaptasi Etoser di tempat baru mereka. Ini menjadi fase awal sekaligus merupakan fase kritis yang sangat menentukan. Semakin cepat fase tersebut dilewati, semakin besar peluang Etoser meraih prestasi yang optimal.Pembinaan dalam mengatasi hal tersebut menggunakan strategi pembentukan lingkungan homogen sebagai alat terapi awal, yaitu asrama. Para Etoser dihimpun ke dalam satu dinamika aktivitas yang relatif sama. Mereka dihadapkan pada aktivitas-aktivitas yang menuntut mereka untuk lebih banyak bersinergi. Mereka beradaptasi merancang karakter baru. Mereka berusaha untuk menjadi satu tim. Pada saat yang sama mereka juga disibukkan oleh masa awal perkuliahan.

Dengan cepat para Etoser akan beradaptasi. Banyaknya kesamaan menjadi faktor yang mempermudah mereka menjadi solid sebagai tim. Sama-sama mahasiswa baru, menciptakan diskusi dan proses adaptasi yang produktif dari masing-masing diri; sama-sama Etoser dengan latar dhuafa mempercepat terbangunnya komunikasi antar angkatan; dan dengan itu tukar pengalaman—terutama yang berasal dari fakultas atau jurusan yang sama—menjadi alat perekat kultural pada diri mereka. Bersama dinamika kampus, dalam waktu paling lama satu semester, karakter awal tadi mulai berganti. Optimisme dan keyakinan diri menggantikan kelemahan yang sebelumnya ada. Kenyamanan berada dalam komunitas homogen yang produktif mulai bisa dinikmati. Lalu program Beastudi Etos bisa berharap, para Etoser tersebut akan membuktikan diri mereka dengan prestasi yang membanggakan. Seperti yang selama ini memang sudah sering dilakukan oleh Etoser sebelumnya. Pernyataan Etoser jakarta angkatan 2007 di bawah ini bisa mewakili perubahan karakter yang terbentuk dari pembinaan asrama. Penuturan di bawah ini disampaikan satu semester setelah mereka direkrut sebagai Etoser.

“Dengan menjadi Etoser, Anda akan banyak lupa. Anda akan lupa bahwa Anda adalah mustahiq karena Beastudi ETOS sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda. Anda akan lupa untuk melakukan hal-hal yang sia-sia karena atmosfer ETOS akan membuat Anda tidak tahan untuk tidak dinamis, produktif dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Anda akan lupa bahwa Anda jauh dari rumah karena asrama ETOS penuh dengan hidangan kasih sayang, sajian pengertian dan kelezatan ukhuwah Islamiyah. Anda akan lupa bahwa dulu Anda pernah tidak berani berharap bisa kuliah karena Sekarang keluar masuk kampus adalah rutinitas Anda, bergelut di berbagai organisasi kemahasiswaan adalah hobi Anda. “HIDUP MAHASISWA!” adalah teriakan Anda, dan tapak-tapak menuju masa depan cerah adalah langkah pasti Anda. So.. ETOS really makes your dreams come true”.

Septiria Irawati
FKM UI 2007

Asrama Etos dirancang untuk mengeksplorasi potensi personal para Etoser. Mereka disatukan dalam sebuah rumah yang tidak mengenal sekat. Kamar adalah wilayah privasi sebatas hal-hal yang ditetapkan agama. Selebihnya kamar menjadi wilayah diskusi dan interaksi produktif. Tidak jarang seorang Etoser tidur di 4 kamar dalam satu pekan. Biasanya, sepulang kuliah atau aktivitas kampus lainnya, mereka diskusi santai sambil berbaring. Lalu ketika terjaga ternyata hari telah berganti.

Asrama merancang program wajib yang menyentuh sisi ideologis, paradigma berfikir, dan pembentukan kebiasaan-kebiasaan produktif Etoser. Beribadah bersama, kajian tematik tentang agama Islam, diskusi reguler tentang pengembangan diri, kewajiban-kewajiban piket kebersihan dan kenyamanan asrama, sampai hal yang praktis semisal english day dan english zone, serta jurnalistik, menjadi program standar asrama Etoser.

Biasanya, sebagaimana umumnya mahasiswa, terkadang hal tersebut muncul juga sebagai beban bagi para Etoser. Namun, pengalaman membuktikan bahwa kebiasaan asrama tersebut akhirnya membentuk kesan produktif bagi para Etoser di akhir keberadaan mereka dalam program beasiswa ini. Salah satu Etoser dari Surabaya angkatan 2005 menuturkan sebagai berikut:

”Hal terpenting yang kudapat di Etos adalah lingkungan yang sangat kondusif untuk kita belajar maupun bersosialisasi. Di asrama banyak sekali hal-hal unik yang dapat dijadikan pembelajaran. Aku merasa sisi rohaniku semakin bagus ketika di Etos karena pembinaan di bidang agama yang cukup intensif, sehingga di harapkan kita menjadi manusia yang seutuhnya yakni bagus secara akademik, pemikiran maupun rohani. Banyak lembaga pemberi beasiswa yang hanya memberikan bantuan dengan model charity atau sekedar memberi uang tunai, tetapi permasalahan belum selesai sampai disini karena yang terpenting adalah memberikan modal selain uang yakni berupa pengembangan diri dan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri secara maksimal. Berangkat dari hal ini Beastudi Etos memberikan beasiswa yang lebih dari sekedar uang tetapi juga kesempatan. Hal ini mengubah paradigma lama yang berpikir Etos ini adalah lembaga pengelola beasiswa menjadi ’Panitia Orang Sukses Indonesia’ (Indonesian success comitte)”.

Syakundar
Teknik Kimia FTI-ITS ’05

bersambung...

Tidak ada komentar: